Sabtu, 05 Januari 2013


MAKALAH ALAT PELINDUNG KEPALA
       I.            Alat Pelindung Kepala
Perlindungan terhadap kepala merupakan hal yang sangat penting, karena cidera kepala dapat berakibat fatal bagi pekerja. Alat pelindung kepala yang dikenal dengan helem pengaman terbuat dari material yang tahan benturan sehingga mampu melindungi kepala dari cidera jika terjadi benturan keras atau terkena benda tajam, helem pengaman juga dapat melindungi pekerja dari sengatan listrik.
       Helem wajib digunakan oleh pekerja manakala:
  • Terdapat potensi benda jatuh dan mengenai kepala.
  • Terdapat potensi benturan dengan benda keras baik yang tetap atau bergerak.
  • Terdapat potensi kepala terkena sengatan listrik.
Beberapa contoh pekerjaan yang membutuhkan helem pengaman antara lain :
  • Pekerja Kontruksi.
  • Pekerja Listrik.
  • Pekerja Pemotong Kayu.
  • Tukang Las
  • Pekerja Pemasang Pipa
  • Pengendara motor, dll.
Secara umum alat pelindung kepala (helem keselamatan) harus memenuhi kriteria berikut:
  • Tahan terhadap penetrasi atau tusukan dari benda.
  • Dapat menyerap kejutan pukulan.
  • Tahan terhadap air dan tidak mudah terbakar.
  • Memiliki intruski penggunaan yang jelas dan memiliki sistem perubah atau penggantian suspensi dan ikat kepala.
OSHA merekomendasikan untuk menggunakan helem pengaman yang memenuhi standar ANSI Z89.1-1986.
       I.            Jenis-Jenis Helem Pengaman
Terdapat beberapa jenis helem pengaman yang dijual dipasaran. Selain memilih helem pengaman yang memenuhi standar ANSI, kita juga harus memastikan memilih jenis helem yang tepat untuk melindungi pekerja dari jenis bahaya yang ada ditempat kerja masing-masing sesuai dengan hasil analisis bahaya yang sudah dilakukan. Secara garis besar helem pengaman industri dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
Ø  Kelas A
Memberikan perlindungan terhadap benturan benda jatuh dan penetrasi benda keras serta perlindungan terhadap sengatan listrik hingga 2,200 volt.
Ø  Kelas B
Memberikan perlindungan terhadap benturan benda jatuh dan penetrasi benda keras serta perlindungan terhadap sengatan listrik hingga 20,000 volt.
Ø  Kelas C
Memberikan perlindungan terhadap benturan benda jatuh, ringan dan nyaman akan tetapi tidak memberikan perlindungan terhadap sengatan listrik.
Terdapat jenis lain selain dari tiga kategori diatas yang dijual dipasaran yang dikenal dengan “bumb hat”, jenis ini dirancang untuk area kerja yang rendah sehingga mudah terbentur atau tergores dan tidak dirancang untuk benturan benda jatuh karena tidak memenuhi standar ANSI.
Hal lain yang menjadi pertimbangan dalam memilih helem pelindung adalah ukuran dan kemudahan perawatan. Ukuran helem yang terlalu besar atau kecil tidak akan memberikan perlindungan maksimal terhadap kepala disamping tidak nyaman pada saat digunakan. Helem pengaman harus pas untuk kepala sipemakai, biasanya selalu ada beberapa ukuran yang dilengkapi dengan sistem perubah sehingga dapat disesuaikan dengan ukuran kepala. Beberapa jenis helem dilengkapi dengan asesories yang berfungsi untuk kompatibilitas dengan APD lain, seperti slot untuk penutup telinga, kacamata pengaman, pelindung wajah dan lampu senter. Semua asesories yang ditambahak tidak boleh mengurangi atau mempengaruhi fungsi perlindungan kepala dari helem tersebut.
Helem pengaman harus dibersihkan secara berkala agar terawat dan tahan lama. Sebaiknya setiap dilakukan pengecekan terhadap tali pengikat, sistem suspensi, dan bagian topi untuk memastikan tidak ada keretakan atau lobang dan kerusakan lainnya yang dapat membahayakan sipengguna. Beberapa jenis pembersih organic dapat merusak atau menurunkan daya tahan helem, dan sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan pemasok tentang tatacara pembersihan dan perawatan helem.
Berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1.    Tutup kepala
2.    Tudung kepala
3.    Topi keselamatan (Safety Helmet)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjC07YlH5N3LQHzPu8I-Lvb9LI0NCBSc101dYheYro6NkmvvgLkvA681GxHV-rQMJxuWxcR-4pJNA1Av0RJToRDNutATtzlb1rG46eWt_dBVrnqvNrS9bOP2-ieQB5-qjQ8MRvHa0pV7F0/s200/Tamhar.PPE.2.jpg
1)      TUTUP KEPALA
Alat ini berfungsi untuk menjaga kebersihan kepala dan rambut, mencegah lilitan rambut dari mesin berputar dan melindungi kepala dari matahari.

2)      TUDUNG KEPALA
Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari api, uap korosif, debu dan partikel lainya

3)      TOPI KESELAMATAN
Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan benda keras atau pukulan matahari yang berterbangan.

    II.            Manfaat Safety Helmet

Safety helmet didesain untuk melindungi kepala dari special resisting penetration seperti terantuk dengan pipa, atap dan kemungkinan jatuhnya benda dari atas. Pemakaian safety helmet secara tepat dan benar dapat mengurangi konsekwensi yang mungkin timbul pada saat terjadinya hal-hal yang disebutkan di atas. Cara pemakaian safety helmet yang benar akan memberikan proteksi maksimal bagi kepala.
Daerah kerja seperti di kilang minyak, pabrik pupuk, petro kimia, proyek pembangunan gedung dan lainnya biasanya menetapkan safety helmet sebagai alat pelindung diri yang mandatory. Karena potensi hazard yang berasal dari atas kepala manusia banyak terdapat di lingkungan kerja seperti itu.




 III.            Dalam menggunakan safety helmet, ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya,

  • Sebelum digunakan, yakinkan bahwa helmet tersebut dapat digunakan, pas dan nyaman di kepala anda (tidak longgar dan tidak terlalu sempit), tidak rusak dan cacat.
  • Pasang dikepala dengan benar (tidak miring, terlalu mendongak, menunduk sehingga menutupi pandangan, atau terbalik.
  • Jika berada pada tempat yang tinggi dan kondisi ber-angin, chain strip harus digunakan untuk menghindari safety helmet yang dikenakan terbang karena tiupan angin kencang.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdbc54MgGJrE4idh9AiVqZhamj0-3fJQchwBLCOMH2RBEGxGYrcpJ4hUj-1qp3Ab1usw4mrpP01hUS-cWpzrbeB-7uyI0o2h62pX44LB0m7I13ZW78zbZGDShGGCZWNNDi5AHB-NUMwoo/s320/Cara+Pakai+Safety+Helmet3.jpg

Dalam penggunaannya, safety helmet sering terjadi insiden seperti benturan atau tertimpa benda yang jatuh. Setelah terjadi insiden, biasanya safety helmet mengalami kerusakan. Sekecil apapun kerusakan yang terjadi, safety helmet harus didiganti dengan yang baru. Jangan menggunakan safety helmet yang sudah mengalami cacat atau kerusakan.

Contoh kerusakan pada helmet yang perlu segera diganti.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIEsu5kl926gLbMxm4leJlTo-Xk3cNSZjeVVAPU0l_UJxhWK6Gxtog5z9Zjf0H-R60EJY2cscGPZfJ9TAktSKch45am8h4_OgGsPsbQ_ZGKzFmJUs0mTcvo4jvUHs8Nkjmo_neYmEgG1A/s320/demage+safety+helmet31.jpg
Selain penggunaan helmet yang cacat yang tidak diperbolehkan, penggunaan helmet yang baikpun ada batasannya. Rata-rata umur pakai sebuah safety helmet adalah 5 tahun, namun ini sangat tergantung kepada bahan pembuatnya. Setiap manufacturer akan mencantumkan batas maksimum pemakaian safety helmet produksinya pada setiap helmet. Periksalah dengan teliti.

Perlu juga menjadi perhatian kita adalah bersihkan safety helmet setelah digunakan. Hal ini dilakukan untuk menghindari rusaknya material akibat kotoran yang menempel. Karena bisa saja kotoran tersebut adalah bahan kimia, minyak atau solvent yang bisa memicu rusaknya bahan pembuat safety helmet tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar